Selasa, 02 Februari 2016

menejemen komunikasi




DEFINISI MANAJEMEN KOMUNIKASI

Pengertian Manajemen Komunikasi
             
            Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain. Perpindahan pengertian tersebut melibatkan lebih dari sekedar kata – kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus vokal dan sebagainya. Dan perpindahan yang efektif memerlukan tidak hanya transmisi data, tetapi bahwa seseorang mengirimkan berita dan menerimanya sangat tergantung pada keterampilan – keterampilan tertentu (membaca, menulis, mendengar, berbicara dan lain – lain) untuk membuat sukses pertukaran informasi.
            Komunikasi, sebagai suatu proses dengan mana orang – orang bermaksud memberikan pengertian – pengertian melalui pengiringan berita secara simbolis, dapat menghubungkan para anggota berbagai satuan organisasi yang berbeda dan bidang yang berbeda pula, sehingga sering disebut rantai pertukaran informasi. Konsep ini mempunyai unsur – unsur :
1.      Suatu kegiatan untuk membuat seseorang mengerti
2.      Suatu sarana pengaliran informasi
3.      Suatu sistem bagi terjalinnya komunikasi diantara individu – individu.
Pandangan tradisional tentang komunikasi telah banyak diubah oleh perkembangan teknologi, yaitu bahwa komunikasi tidak hanya terjadi antara dua atau lebih individu tetapi mencakup juga komunikasi antara orang – orang dan mesin – mesin, dan bahkan antara mesin dengan mesin lainnya.
            Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi didalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. Evert M.Rogerss dalam bukunya Communication in Organization, mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas.
            Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia – manusia yang terlibat dalam pencapaian tujuan organisasi. Griffin (2003) dalam A First Look at Communication Theory , membahas komunikasi organisasi mengikuti teori management klasik, yang menempatkan suatu bayaran pada daya produksi, presisi, dan efisiensi. Kunci komunikasi organisasi yaitu proses suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang menciptakan dan saling menukar pesan diantara anggotanya. Pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang orang, obyek, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang lain. Dalam komunikasi organisasi mempelajari pertukaran pesan dalam seluruh organisasi. Menurut Thayer arus tujuan dari pesan adalah untuk memberi informasi, mengatur, membujuk dan mengintegrasikan jaringan organisasi terdiri dari satu seri orang yang masing – masing menduduki posisi atau peranan tertentu dalam organisasi. Pertukaran pesan dari orang – orang tersebut melewati suatu jalan yang disebut jaringan komunikasi.

Faktor yang mempengaruhi komunikasi dalam organisasi :
            Efektifitas komunikasi dalam organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor khusus. Reymond V. Lesikar telah menguraikan empat faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi organisasi, yaitu saluran komunikasi formal, struktur organisasi, spesialisasi jabatan dan apa yang disebut Lesikar sebagai “pemilik informasi”
1.      Saluran komunikasi formal mempengaruhi efektivitas komunikasi dalam dua cara. Pertama liputan saluran formal semakin melebar sesuai perkembangan dan pertumbuhan organisasi. Kedua saluran komunikasi formal dapat menghambat aliran informasi antar tingkat – tingkat organisasi. Keterbatasan ini mempunyai kebaikan seperti menghindarkan manajer atas dari kebanjiran informasi, tetapi juga mempunyai kelemahan seperti menghindarkan manajer atas dari informasi yang seharusnya mereka peroleh.
2.      Struktur wewenang organisasi mempunyai pengaruh yang sama terhadap efektifitas organisasi. Perbedaan kekuasaan dan kedudukan dalam organisasi akan menentukan pihak – pihak yang berkomunikasi dengan seseorang serta isi dan ketepatan komunikasi.
3.      Spesialisasi jabatan biasanya akan mempermudah komunikasi dalam kelompok – kelompok yang berbeda. Para anggota suatu kelompok kerja yang sama akan cenderung berkomunikasi dengan istilah, tujuan, tugas, waktu, dan gaya yang sama. Komunikasi antara kelompok – kelompok yang sangat berbeda akan cenderung di hambat.
4.      Pemilik informasi berarti bahwa individu – individu mempunyai informasi khusus dan pengetahuan tentang pekerjaan – pekerjaan mereka. Individu – individu yang memiliki informasi – informasi khusus ini dapat berfungsi lebih efektif daripada lainnya, dan banyak diantara mereka yang tidak bersedia membagikan informasi tersebut kepada yang lain.

Tipe – tipe komunikasi dalam organisasi
Tipe saluran dasar komunikasi adalah vertikal, lateral dan diagonal komunikasi organisasi tersebut merupakan tipe – tipe komunikasi organisasi secara formal :
1.      Komunikasi Vertikal
Komunikasi vertikal terdiri atas komunikasi keatas dan kebawah dimulai dari manajemen puncak kemudian mengalir kebawah melalui tingkatan – tingkatan manajemen sampai ke karyawan lini dan personalia paling bawah. Maksud  utama komunikasi kebawah adalah untuk memberi pengarahan, informasi, instruksi, nasehat atau saran dan penilaian kepada bawahan serta memberikan informasi kepada para anggota organisasi tentang tujuan dan kebijakan organisasi. Fungsi utama komunikasi ke atas adalah untuk mensuplai informasi kepada tingkatan bawah. Tipe komunikasi ini mencakup laporan – laporan priodik, penjelasan, gagasan, dan permintaan untuk diberikan keputusan. Hal ini dapat dipandang sebagai data atau informasi umpan balik bagi manajemen atas. Bentuk – bentuk komunikasi seperti kebijaksanaan, sistem komunikasi informal survey sikap, dewan manajemen karyawan, atau sistem inspektur jenderal dirancang untuk memudahkan komuniksi keatas kemanajemen puncak.
2.      Komunikasi Lateral atau Horizontal
Komunikasi lateral atau horizontal meliputi hal – hal berikut :
a.       Komunikasi diantara para anggota dalam kelompok kerja yang sama.
b.      Komunikasi yang terjadi antara dan diantara departemen – departemen pada tingkat organisasi yang sama.
                        Bentuk  komunikas ini pada dasarnya bersifat koordinatif, dan merupakan hasil dari konsep spesialisasi organisasi. Sehingga komunikasi ini dirancang guna mempermudah koordinasi dan penanganan masalah. Komunikasi lateral, selain membantu koordinasi kegiatan – kegiatan lateral, juga menghindarkan prosedur pemecahan masalah yang lambat.
3.      Komunikasi Diagonal
            Komunikasi diagonal merupakan komunikasi yang memotong secara menyilang diagonal rantai perintah organisasi. Hal ini sering terjadi sebagai hasil hubungan – hubungan departemen lini dan staf. Hubungan – hubungan yang ada antara personalia lini dan staf dapat berbeda – beda, yang akan membentuk beberapa komunikasi diagonal yang berbeda – beda pula.

            Pembahasan aliran – aliran komunikasi diatas adalah berkenaan yang disebut komunikasi formal, sebagai saluran penyampaian berita yang dirancang manajer organisasi untuk memudahkan hubungan pekerjaan. Komunikasi informal, bagaimanapun juga adalah juga bagian penting aliran komunikasi organisasi. Bentuk komuniksi ini timbul dengan berbagai maksud, yang meliputi antara lain :
1.      Pemuasan kebutuhan – kebutuhan manusiawi, seperti kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain.
2.      Perlawanan terhadap pengaruh – pengaruh yang mononton atau membosankan.
3.      Pemenuhan keinginan untuk mempengaruhi perilaku orang lain.
4.      Pelayanan sebagai sumber informasi hubungan pekeryaan yang tidak disediakan saluran – saluran komunikasi formal.
            Tipe komunikasi informal yang paling terkenal adalah grapevine yaitu dengan mendengar sesuatu bukan dari sumber resmi, tetapi dari desas – desus kabar angin, sistem komunikasi seperti itu cenderung dianggap merusak atau merugikan, karena tidak jarang terjadi penyebaran informasinya tidak tepat, tidak lengkap dan menyimpang. Selain itu, desas – desus cenderung bersifat membakar, tidak sesuai dengan kenyataan lebih bersifat emosional dari pada logika dan kadang – kadang dirahasiakan dari anggota yang mempunyai wewenang manajerial yang lebih tinggi.
            Di lain pihak komunikasi grapevine mempunyai peranan fungsional sebagai alat komunikasi tambahan bagi organisasi. Banyak penelitian yang membuktikan bahwa komunikasi grapevine lebih cepat, lebih akurat dan lebih efektif dalam menyalurkan informasi. Manajer dapat mempergunakan komunikasi ini dengan informasi yang sengaja dibocorkan.
            Manajer harus menyadari bahwa komunikasi informal dan terutama grapevine tidak dapat dihilangkan. Bahkan, sebaiknya manajer perlu memahami dan menggunakan grapevine sebagai pelengkapn komunikasi formal. Peran salah komunikasi ini dapat diminimalkan dengan merancang saluran komunikasi formal yang baik, dan menyebarkan informasi dengan cepat dan tepat.

Hambatan dalam komunikasi organisasi :
Ada tiga hambatan organisasi yaitu, yang pertama tingkatan hirarki, kedua wewenang manajerial, dan ketiga spesialisasi.
1.      Tingkat hirarki, bila suatu organisasi tumbuh, strukturnya berkembang, akan menimbulkan berbagai masalah komunikasi. Karena berita harus melalui tingkatan atau jenjang tambahan, yang memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai tempat tujuan dan cenderung menjadi berkurang ketepatannya. Berita yang mengalir ke atas atau ke bawah tingkatan – tingkatan organisasi akan memalui beberapa filter dengan persepsi, motif, kebutuhan dan hubungannya sendiri. Setiap tingkatan dalam rantai komunikasi dapat menambah, mengurangi, merubah, atau sama sekali berbeda dengan berita aslinya.
2.      Wewenang manajerial, tanpa wewenang untuk membuat keputusan tidak mungkin manajer dapat mencapai tujuan dengan efektif. Tetapi dilain pihak, pada kenyataanya bahwa seseorang yang mengendalikan orang lain juga menimbulakan hambatan – hambatan terhadap komunikasi. Banyak atasan merasa bahwa mereka tidak dapat sepenuhnya menerima berbagai masalah, kondisi, atau hasil yang dapat membuat mereka tampak lemah. Sebaliknya, banyak bawahan menghindari situasi dimana mereka harus mengungkapkan informasi yang dapat membuat mereka dalam kedudukan yang tidak menguntugkan. Sebagai hasilnya ada kesenjangan  antara atasan dan bawahan.
3.      Spesialisasi. Meskipun spesialisasi adalah prinsip dasar organisasi, tetapi juga menciptakan masalah – masalah komunikasi, dimana hal ini cenderung memisahkan orang – orang, bahkan bila mereka bekerja saling berdekatan. Perbedaan fungsi, kepentingan dan istilah – istilah pekerjaan dapat membuat orang – orang merasa bahwa mereka hidup dalam dunia yang berbeda. Akibatnya dapat menghalangi perasaan memasyarakat, membuat sulit memahami, dan mendororng terjadinya kesalahan – kesalahan.

Daftar pustaka :
Handoko, h,t.Dosen fakultas ekonomi dan bisnis (2001). universitas gajah mada : Yogyakarta